Pasar lansia atau masyarakat berusia lanjut merupakan segmen yang semakin berkembang seiring bertambahnya populasi usia tua di Indonesia. Lansia memiliki kebutuhan dan preferensi yang berbeda dibandingkan dengan kelompok usia lainnya, baik dari segi produk, pelayanan, hingga komunikasi. UMKM sebagai pelaku usaha yang adaptif dan fleksibel, memiliki peluang besar untuk melayani pasar ini dengan menyesuaikan produk serta strategi pemasaran yang tepat sasaran. Artikel berikut akan membahas tentang Cara UMKM Menyesuaikan Produk untuk Pasar Lansia
Memahami Kebutuhan Lansia
Langkah pertama dalam menyesuaikan produk untuk pasar lansia adalah memahami kebutuhan dan karakteristik mereka. Umumnya, lansia lebih mengutamakan kenyamanan, keamanan, dan kemudahan dalam menggunakan suatu produk. Mereka juga cenderung lebih memperhatikan aspek kesehatan dan kepraktisan.
Misalnya, untuk produk makanan dan minuman, lansia cenderung memilih produk rendah gula, rendah garam, mudah dicerna, dan kaya nutrisi. Sementara untuk produk fesyen, mereka membutuhkan pakaian yang nyaman, tidak terlalu ketat, mudah dipakai, dan berbahan lembut. Hal yang sama berlaku pada produk rumah tangga, alat bantu kesehatan, hingga layanan jasa.
Menyesuaikan Desain Produk
Desain produk menjadi faktor penting dalam menarik minat lansia. Produk dengan bentuk ergonomis, tulisan label yang besar dan jelas, serta warna yang tidak terlalu mencolok dapat membantu mereka dalam menggunakan produk dengan lebih mudah. Kemasan yang mudah dibuka dan tidak memerlukan tenaga besar juga sangat disukai oleh kelompok usia ini.
UMKM perlu memperhatikan hal-hal kecil yang berdampak besar pada kenyamanan konsumen lansia. Misalnya, jika menjual minuman herbal, kemasan botol sebaiknya tidak licin dan mudah digenggam. Untuk produk fesyen, resleting atau kancing yang terlalu kecil mungkin menyulitkan, sehingga alternatif seperti perekat atau model yang lebih sederhana lebih ideal.
Mengembangkan Layanan Pelanggan yang Ramah Lansia
Lansia sering kali membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami informasi, sehingga staf pelayanan harus dilatih agar dapat memberikan penjelasan yang sederhana dan tidak terburu-buru.
Jika UMKM memiliki toko fisik, pastikan area toko mudah diakses, memiliki kursi untuk duduk, serta tidak membuat pelanggan lansia lelah saat berbelanja. Sementara untuk layanan daring, antarmuka website atau aplikasi harus dibuat sesederhana mungkin dengan ukuran huruf yang besar dan navigasi yang mudah dipahami.
Strategi Pemasaran untuk Pasar Lansia
Pemasaran untuk segmen lansia memerlukan pendekatan berbeda dibanding generasi muda. Lansia lebih tertarik pada manfaat nyata produk, testimoni, serta jaminan keamanan dan kesehatan. UMKM bisa menggunakan brosur cetak, iklan radio lokal, atau bekerja sama dengan komunitas lansia setempat untuk memperkenalkan produknya.
Konten pemasaran sebaiknya tidak menggunakan istilah-istilah modern yang sulit dipahami. Gunakan bahasa yang sopan, jelas, dan menenangkan. Selain itu, melibatkan keluarga atau anak dari lansia sebagai target sekunder juga penting, karena mereka sering kali menjadi pengambil keputusan dalam pembelian untuk orang tuanya.
Kolaborasi dan Riset Pasar
UMKM juga dapat menjalin kerja sama dengan pusat pelayanan lansia, posyandu lansia, atau rumah sakit sebagai jalur distribusi maupun tempat pengenalan produk.
Melakukan riset kecil tentang kebiasaan, preferensi, dan tantangan yang dihadapi oleh lansia dalam keseharian juga sangat membantu dalam pengembangan produk. Ini bisa dilakukan dengan survei sederhana, wawancara langsung, atau pengamatan pada lingkungan sekitar.
Kesimpulan
Menyesuaikan produk untuk pasar lansia merupakan strategi jangka panjang yang menjanjikan bagi UMKM. Dengan memahami kebutuhan unik kelompok usia ini dan merancang produk serta layanan yang sesuai, UMKM dapat memperluas jangkauan pasar sekaligus memberikan nilai sosial yang positif. Kunci utamanya adalah kepedulian terhadap detail, kesabaran dalam pelayanan, serta konsistensi dalam menghadirkan solusi yang ramah lansia.